REFRAKTOMETRI
Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk
mengukur konsentrasi dari bahan yang terlarut dengan memanfaatkan indeks bias
suatu cahaya. Indeks bias adalah perbandingan kecepatan cahaya diruang hampa
dengan kecepatan cahaya pada zat tersebut atau perbandingan antara sinus sudut
jatuh dan sinus sudut bias.
Prinsip Kerja alat refraktometer adalah menggunakan prinsip pembiasan.
Pembiasan adalah penyinaran yang menembus dua macam media dengan kerapatan yang
berbeda,. Karena perbedaan kerapatan tersebut, akan terjadi perubahan arah
sinar. Panjang gelombang dari sinar tersebut adalah 589,3 ±0,3 nm, yang selaras
dengan garis-garis spektrum sinar natrium.
Suhu referensi ialah 200C,
kecuali untuk bahan yang tidak berupa caiaran pada suhu ini, maka dapat digunkan
pengukuran pada suhu 250C atau 300C, tergantung pada
cairan dari bahan
Pengukuran indeks bias dapat
diguanakan untuk menentukan kemurnian minyak. Penentuan indek bias ini dapat
menentukan dengan cepat terjadinya proses hidrogenisasi katalis, yaitu semakin
panjang rantai atom akrbon dan semakin banyak ikatan rangkap, maka indeks bias
minyak semakin besar.
Alat yang digunakan untuk penetapan
index bias adalah “ABBE refractometer “ yang dilengkapi alat pengukur suhu.
Pada suhu 250C indeks bias
air suling = 1,3325 dan indeks bias etanol 80% bobot =1,3630
ABBE REFRACTOMETER
Refraktometer Abbe adalah refraktometer untuk mengukur indeks bias cairan, padatan dalam cairan atau serbuk dengan indeks bias dari 1,300 sampai 1,700 dan persentase padatan 0 sampai 95%, alat untuk menentukan indeks bias minyak, lemak, gelas optis, larutan gula, dan sebagainnya, indeks bias antara 1,300 dan 1,700 dapat dibaca langsung dengan ketelitian sampai 0,001 dan dapat diperkirakan sampai 0,0002 dari gelas skala di dalam (Mulyono, 1997).
BAGIAN-BAGIAN ABBE REFRACTOMETER
CARA PENGGUNAAN :
1. Permukaan prisma dibersihkan dari kotorn dengan kapas yang telah dibasahi xylol
2. Alirkan air melalui refraktometer agar alat berada pada suhu pembacaan ( suhu ini tidak boleh berada lebih kecil atau besar 20C dari suhu pembanding)
3. Kemudian kalibrasi terlebih dahulu
dengan menggunakan air suling atau air kran sesuaikan pembacaan sesuai standar (Pada suhu
250C indeks bias air suling =
1,3325).
4. Kemudian
teteskan sampel pada permukaan prisma, tapi sebelumnya harus dipastikan bahwa
permukaan prisma dalam keadaan bersih dan bebas dari kotoran, dengan cara
membersihkan menggunakan kapas yang sudah dibasahi dengan xylol / etil alkohol)
5. Setelah
terlihat jelas adanya perbedaan gelap terang kemudian bacalah besar indeks bias
yang ditunjukkan skala. Apabila terdapat warna atau garis pisah nya kurang
jelas maka bisa mengatur / memutar bagian colour eliminated ring.
6. Pembacaan
dilakukan beberapa kali dan setiap pembacaan hanya boleh dilakukan apabila suhu
dalam keadaan stabil.
7. Angka
rata-rata dari pembacaan adalah indeks bias bahan.
PERHITUNGAN
ntd = nt1d
+ Fk(t1-t)
keterangan :
ntd = pembacaan yang dilakukan pada suhu pengerjaan t1
t1 = suhu pada saat pengukuran sample
t
= Suhu Standar.
Fk = Faktor koreksi
Fk = Faktor koreksi
Faktor koreksi masing-masing bahan
adalah
Minyak cendana : 0,0003
Minyak Nilam : 0,0004
Minyak Akar Wangi : 0,0003
Minyak Kenanga : 0,0004
Minyak Daun Cengkeh :0,0004
Minyak sereh :
0,0005
Minyak Kayu Putih :
0,0004
Minyak Pala :
0,0005.
Apabila tidak diketahui faktor koreksi dari bahn yang diamati
makafaktor koreksi yang digunakan adalah 0,0003
Hubungan indeks bias (nD) dengan Brix(%)
Konsentrasi bahan terlarut sering dinyatakan dalam satuan
Brix(%) yaitu merupakan pronsentasi dari bahan terlarut dalam sample (larutan
air). Kadar bahan terlarut merupakan total dari semua bahan dalam air, termasuk
gula, garam, protein, asam dsb. Pada dasarnya Brix(%) dinyatakan sebagai jumlah
gram dari cane sugar yang terdapat dalam larutan 100g cane sugar. Jadi pada
saat mengukur larutan gula, Brix(%) harus benar-benar tepat sesuai dengan
konsentrasinya. Untuk ABBE Refraktometer biasanya sudah disediakan skala untuk
derajat brix.
Dibawah ini tabel yang menunjukkan korelasi antara Brix(%)
dengan Refractive Index (nD).
Sri pranggonowati, dkk, petunjuk praktek pengawasan mutu hasil pertaniasn, 1982, departeman pendidikan dan kebudayaan direktorat pendidikan menengah kejuruan, jakarta.
makasih gan infonya dan semoga bermanfaat
ReplyDelete